Friday, 2024-03-29, 12:54 PM
KARIR INDONESIA
Main | Registration | Login Welcome Guest | RSS
Site menu
Login form
Search
Calendar
«  July 2009  »
SuMoTuWeThFrSa
   1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031
Create a Meebo Chat Room
Main » 2009 » July » 23 » Pemberdayaan Diri
Pemberdayaan Diri
12:36 PM

Himawan Wijanarko*


Keberhasilan karir bermula dari perjuangan, dan mungkin juga nasib baik. Menunggu nasib baik menghampiri agar karir kita bersinar tentu saja tidak mungkin. Sebaliknya, kita harus memberdayakan diri kita sedemikian rupa untuk meretas belenggu nasib.

Titik tolak pemberdayaan diri adalah pemahaman diri. Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sebagai upaya menumbuhkembangkan keinginan untuk mengubah citra diri dari yang negatif menjadi lebih positif.

Konsep diri, kata Maxwell Maltz, adalah blue print kita dalam bertingkah laku. Dengan memperbaiki cara pandang terhadap diri kita, keyakinan diri kita akan tumbuh, dan tingkah laku kita pun akan mengikuti konsep diri yang baru ini.

Semua langkah ini harus berawal dari pandangan obyektif terhadap segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri seseorang. Kelebihan yang ada dipupuk terus agar dapat menjadi competitive advantage, sementara kekurangan yang ada harus dirubah. Di samping itu, sikap proaktif juga menuntun kita  untuk mengimplementasikan rencana-rencana pemberdayaan diri ini melalui aktivitas yang bertumpu pada pengembangan diri, baik untuk sasaran jangka pendek maupun jangka panjang.

Pemberdayaan diri melalui perubahan dapat diperlihatkan melalui empat cara berikut ini:

  • Mengubah situasi
    Mengubah situasi menjadi seperti yang diinginkan, sebagai bentuk perubahan yang perlu dilaksanakan serta memiliki relevansi dengan upaya pengembangan diri. 

  • Mengubah diri sendiri
    Mengembangkan komponen-komponen identitas diri yang selama ini dirasakan sebagai hambatan. Misalnya dalam cara menghadapi orang lain, cara berkomunikasi, cara menyelesaikan suatu persoalan, dan sebagainya.

  • Hiduplah dengan kreativitas
    Memfokuskan perubahan pada hal-hal yang bersifat teknis yang menjadi landasan bagi upaya pengembangan kreativitas, misalnya perangkat pengetahuan. Mencari jalan terbaik untuk mengatasi “permasalahan” diri sendiri; misalnya mengganti pola waktu bekerja yang biasanya malam menjadi pagi sampai sore hari, dengan harapan kreativitas kerja meningkat.

  • Tinggalkan situasi sulit
    Menghindarkan diri secara langsung dari situasi yang menimbulkan banyak kesulitan, baik yang sudah terjadi maupun yang diprediksikan akan terjadi, dan keluar dari kemelut secara permanen.

Implementasi Perubahan
Setelah mempersiapkan diri untuk melakukan perubahan dan memilih bentuk perubahan yang paling tepat untuk dilakukan, maka pengembangan diri akan lebih bernas. Proses implementasi merupakan faktor penting dan konsekuensi yang harus ditempuh agar dapat melangkah lebih jauh lagi.

Dalam konteks ini, perubahan mengakibatkan timbulnya situasi baru yang dengan sendirinya membutuhkan “sarana-sarana pendukung pelaksanaannya” berupa kesiapan mental dan keluasan pikiran.

Dengan tingkat fleksibilitas yang memadai, hambatan-hambatan untuk mengimplementasikan perubahan dapat disingkirkan. Hanya saja, perlu diingat, semakin tinggi perkembangan yang hendak dicapai semakin beraneka ragam pula kondisi yang harus dihadapi.

Untuk itu, asertivitas perlu betul-betul didayagunakan dengan baik, agar ia tidak diombang-ambingkan oleh berbagai hal yang tidak jelas ataupun terjebak dalam suatu kesibukan yang sebenarnya tidak berarti. Di sini, perlu diterapkan action skills, yaitu kemampuan untuk merealisasikan suatu keputusan secara cerdik dan melaksanakannya secara konsekuen. Dengan demikian kita dapat tampil aktif mempersuasi orang lain melalui sikap hidup positif.

Tentu saja semua itu tidak datang begitu saja. Butuh proses berkesinambungan berdasarkan kesadaran akan identitas diri, yang selanjutnya membantu kita untuk terus belajar, membuat diri selalu terlatih, menganalisis situasi dan kondisi sekitarnya, serta mampu mengatasi berbagai permasalahan. Dari situ, tumbuh rasa percaya diri dan optimisme terhadap masa depan, yang menjadi sumber kreativitas yang dapat dieksplorasi terus-menerus.

Dengan demikian, kita tidak menjadi panik dan kehilangan arah dalam menghadapi dan mengimplementasikan perubahan. Ia selalu memperlihatkan keaktifan agar selalu menghadirkan hal-hal yang signifikan. Misalnya, seorang kuper (kurang pergaulan)  aktif membangun networking, karena dia meyakini network sangat penting bagi kemajuan karirnya.

Pemberdayaan diri merupakan salah satu kunci pengembangan karir, dan pemberdayaan diri dapat tercapai jika kita berani melakukan perubahan. Melakukan perubahan tidak akan bermakna apapun jika hanya berhenti pada niat, atau rencana-rencana belaka. Niat dan rencana itu harus diimplementasikan, yang membutuhkan dua hal sekaligus: asertifitas dan fleksibilitas.
<Suara Indonesia>

*GM Strategic Services The Jakarta Consulting Group
Views: 956 | Added by: soleh | Rating: 0.0/0 |
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Entries archive
Site friends
  • Create your own site
  • Statistics

    Total online: 1
    Guests: 1
    Users: 0
    Copyright MyCorp © 2024